Sabtu, 19 November 2011

INTERAKSI SOSIAL DAN PENGARUH INTERPERSONAL


A. Pengertian Interaksi Sosial .
Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya. Jadi, terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.


B. Ciri-ciri dan Bentuk Interaksi Sosial

Ciri-ciri interaksi sosial menurut Tim Sosiologi (2002), yaitu :
1.      Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
2.      Terjadinya komunikasi diantara pelaku melalui kontak sosial.
3.      Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
4.      Dilaksanakan melalui suatu pola system tertentu.

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial, antara lain :
  1. Ada hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interajsi sosial.
  2. Adanya komunikasi, berhubungan, dan bergaul dengan orang lain.

Bentuk-bentuk interaksi sosial menurut pendapat Tim Sosiologi (2002), yaitu :
  1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif.
Yaitu interaksi sosial yang mengarah kepada bentik-bentuk hubungan atau gabungan, seperti :
    1. Kerjasama.
    2. Akomodasi.
    3. Asimilasi.
    4. Akulturasi.
  1. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif.
Yaitu interaksi sosial yang mengarah kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
    1. Persaingan.
    2. Kontraversi.
    3. Konflik.



C. Faktor-faktor yang Mendasari Interaksi Sosial.

1. Imitasi.
 Yaitu dorongan untuk meniru orang lain
Contohnya : Dalam perkembangan bahasa anak, apa yang diucapkan oleh anak,    anak akan mengimitasi dari keadaan sekelilingnya. Anak mengimitasi apa yang didengarnya, yang kemudian menyampaikannya kepada orang lain, sehingga dengan demikian berkembanglah bahasa anak itu sebagai alat komunikasi dalam interaksi sosial.
2. Sugesti.
 Yaitu pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari     orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang  bersangkutan. 
3. Identifikasi.
 Yaitu dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain.
Contohnya : Segala sesuatu yang dilakukan orang tua, akan ditiru oleh anaknya.
4. Simpati.
Yaitu perasaan rasa tertarik kepada orang lain. Simpati merupakan perasaan, maka simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan atas dasar perasaan atau emosi. Dalam simpati, orang merasa tertarik kepada orang lain yang seakan-akan berlangsung dengan sendirinya, apa sebabnya merasa tertarik sering tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut.
Simpati berkembang dalam hubungan individu satu dengan individu yang lain. Dengan timbulnya simpati, akan terjalin saling pengertian yang mendalam antara individu satu dengan individu lain.


D. Keberadaan Orang Lain dan pengaruh Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Dengan adanya daya tarik ini, maka akan membentuk rasa suka. Jika orang saling menyukai, maka ia akan mengembangkan komunikasi yang menyenangkan dan efektif. Ia akan merasa senang dan nyaman jika berada di antara orang-orang yang disukainya. Sebaliknya, ia akan merasa tegang dan resah jika ia berada di antara orang-orang yang tidak ia sukai serta ingin menjauh darinya.
Hakikat dari hubungan interpersonal adalah bahwa ketika berkomunikasi, kita tidak hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal. Makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan tentang dirinya, sehingga makin efektiflah komunikasi yang terjalin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola hubungan interpersonal, antara lain :
  1. Tingkat hubungan.
  2. Kebutuhan interpersonal (maksud dan tujuan) dan gaya komunikasi.
  3. Kekuasaan dan kedudukan sosial.
  4. Konflik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar