Rabu, 16 November 2011

ice breaking

Ice Breaking
Pemberian ice breaking untuk memecah kekakuan, dengan begitu anak dapat merasa lebih fresh dan bersemangat. Ice breaking dilakukan sebelum berjalannya program inti, yaitu belajar, bukan di tengah-tengah kegiatan. Diharapkan, dengan melakukan ice breaking, konsentrasi anak terbangun dan lebih bersemangat. Ice breaking juga dapat menstimulasi perkembangan anak. Misalnya, anak diminta membayangkan suatu situasi. Hal ini dapat mengasah kemampuan abstraksinya menjadi lebih baik. Selain itu, mental anak juga ikut terasah. Kemampuan menyelesaikan masalah, daya nalar, daya ingat, konsentrasi, berbahasa, dapat distimulasi dengan adanya ice breaking.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian ice breaking:
1. Pemilihan jenis ice breaking
Bentuk yang bisa diberikan dalam ice breaking diantaranya; teka-teki, cerita lucu, lagu atau nyanyian yang disertai dengan gerak tubuh, permainan berkelompok.
Ice breking untuk anak usia SD sebaiknya memiliki instruksi yang sederhana, mudah, dan cukup melibatkan gerakan ringan agar anak tidak keburu lelah.

2. Kaitkan dengan materi inti yang ingin dibahas
Ketika anak akan diberi pelajaran matematika, maka tema ice breaking yang dipilih bisa dikaitkan dengan pelajaran ini. Atau penggabungan mata pelajaran lain, misalnya bahasa Inggris dengan sains. Kita minta anak melakukan pose yang berhubungan dengan pengetahuan alam dalam bahasa Inggris, misalnya “Cat pose please!”. Setelah itu bisa instruksi yang lebih panjang, “Grass pose in the storm!”. Semakin lama berkan perintah semakin cepat agar suasana jadi lebih bersengat dan tidak membosankan. Hukuman juga bisa diberikan sesuai awal kesepakatan sebelum dilakukan ice breaking bila tidak sesuai instruksi dengan tujuan supaya anak lebih konsentrasi.

3. Peran orangtua
Ketika menjadi instruktur, orangtua harus menunjukkan ekspresi bersemangat dan ceria. Sehingga, energy positif yang dibawa orangtua bisa dirasakan oleh anak. Selain itu, orangtua pun ikut serta. Meski orangtua lebih mampu, supaya tercipta suasana yang hangat, sesekali orangtua juga menjadi pihak yang kalah dan menjalankan hukuman seperti yang sudah disepakati.

4. Pemberian hadiah/reward
Pemberian hadiah tidak harus berupa barang, reward/penghargaan yang diterima siswa bisa dengan tepukan tangan atau kartu smile yang sudah ada. Yang terpenting, anak merasa dihargai, termotivasi, dan merasa nyaman.

5. Penyesuaian dengan jenjang kelas
Untuk anak kelas 1 – 3 bentuk ice breaking yang diberikan yang lebih banyak melibatkan gerakan fisik. Misalnya,membuat kelompok bersama teman yang huruf pertama namanya sama.

Untuk anak kelas 4 – 6, dapat membuat ice breaking yang lebih seru, tetap melibatkan aktivitas fisik, tapi juga menuntut kerja otak. Contoh, “Ikuti Ibu..Tapi yang diikuti adalah apa yang ibu katakan, bukan gerakan Ibu…Oke!!..Siaaap…pegang kaki (ibu memegang telinga)…pegang telinga (ibu memegang kaki)…pegang kaki kiri dan telinga kanan (ibu memegang kaki).” Dan sebagainya.

6. Kreatif
Untuk bisa menciptakan ice breaking yang baik dan menarik, kita harus sering menjadi pengamat dunia anak, supaya kita terus bisa mempunyai ide kreatif yang menghibur sekaligus mendidik. Misalnya melalui lagu “Naik-naik ke puncak gunung”. Ketika menyanyi bersama anak, ajak anak untuk menebak lawan kata dari beberapa kata dalam lagu tersebut, misal kata “naik”, “puncak”, tinggi”, dan “kiri”. Setelah menemukan lawan dari kata tersebut, coba nyanyikan dengan cara yang sama. Orangtua dan anak bisa tertawa sambil belajar bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.

contoh ice beraking:
Sebut saja namanya … permainan ”BELANJA”
1. Seluruh Peserta diminta kedepan … Mereka berdiri berjejer dari kiri kekanan. … bisa di variasi dengan … berjejer dari yang paling pendek ke paling tinggi, atau dari yang paling muda sampai yang paling tua … dari nama yang paling sedikit hurufnya sampai yang paling panjang … atau tanggal Ultah (terserah bagaimana baiknya …)
2. Instruksikan pada orang pertama untuk berkata …”Saya belanja ke pasar membeliApel”. (atau benda apapun yang berawalan ”A”)
3. Lalu orang kedua harus menyambung dengan …”Saya belanja ke pasar membeliApel dan Buku. (ya orang kedua harus menyebut benda yang sudah dibeli olehorang pertama … plus dia harus menambahkan benda lain … tapi berawalan ”B”, huruf ke dua)
4. Giliran orang ke tiga tentu kira-kira menjadi … ”Saya belanja ke pasar membeliApel, Buku dan …. Cempedak”
5. Orang ke Empat … ”Saya belanja ke pasar membeli Apel, Buku, Cempedak dan …Durian …”
6. Demikian seterusnya … bergiliran … sehingga semua orang mendapat kesempatan untuk belanja … (jika orangnya sedikit … kembali lagi ke orangpertama …)
7. Tentu yang kebagian paling belakang akan ”keringetan” … pertama karena dia harus mengingat semua benda yang telah disebutkan oleh orang-orangsebelumnya … plus dia mesti ngarang benda apa yang akan dia beli … dengan abjad yang pas tentu)
8. Kalo ”oon-alike” alias tertegun, lupa, celingukan, telmi, dan sebagainya … hukum !!!
Note …
Kebayangkan ? orang yang berdiri di urutan ke 24 (abjad ”X”) …”Saya belanja ke pasar membeli Apel, Buku, Cempedak, Durian, Ember, mmm mmm Fanta … mmm Gurame … dst sampai huruf ke 24 … mmm X.. X… X Men … (hahaha)
Supaya lebih lucu, menantang dan lebih fun …
  • Kita hanya memberi contoh yang cemen-cemen dan umum saja (contoh Apel, Buku, Cempedak, Durian tadi )(cukup 4 huruf saja contohnya) … dan ketika mereka melakukan permainan yang sesungguhnya. Mereka tidak boleh meniru anda, mereka harus memilih benda yang lain.
  • Bebaskan mereka untuk memilih benda apapun … sekalipun itu tidak umum dibelanjakan di pasar … (namanya juga usaha …)(Amplas, Bebek, Cumi, Dompet bahkan Gentong, Popok, Traktor, Jerapah, Vespa, Komet, Ulekan, Obor … apapun … pokoknya abjadnya pas). Untuk huruf-huruf yang ”tidak populer” … pasti akan banyak ”mentok” nya … (F, Q, V, X, Z ??)
  • Mau pake ”plesetan” juga boleh … i.e : Qorek Api, Vriwitan, Ples Disk, Xoklat atau Zepatu J. (namanya juga buat lucu-lucuan … )

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar